BAB 4 PELAPORAN
DAN PENGUNGKAPAN
A.
PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN
Perkembangan sistem pengungkapan sangat
berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik
pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik
dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan
pengaruh lainnya. Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh
perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat,
Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan
kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju.
Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak
pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor
institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini,
menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat. Di
kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar
yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan
bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama
pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh
banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.
B.
PENGUNGKAPAN SUKARELA
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki
dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan
saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi
Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang
mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal
dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana
perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para
investor. Manajer memiliki informasi yang lebih baik dari pihak luar mengenai
performa perusahaan mereka saat ini dan ke depannya. Manajer berinisiatif untuk
mengungkap informasi seperti itu secara sukarela. Pemilihan pengungkapan
manajer mencerminkan keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan insentif
mereka untuk menguraikan informasi dengan sukarela. Sejumlah aturan, seperti
aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti
auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba
mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan
carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan
menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham
menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
C.
KETENTUAN PENGUNGKAPAN WAJIB
Bursa efek dan badan regulator pemerintah
umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk
memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang
diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang
dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan
regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi
atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah
(yuridiksi).” Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara
dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan
Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan
secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham
kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang
melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan
penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.
D.
KEBUTUHAN PENGATURAN PENGUNGKAPAN
Untuk melindungi investor, sebagian besar bursa
sekuritas menentukan laporan dan kebutuhan pengungkapan pada perusahaan
domestik dan asing yang mencari akses untuk pasar mereka. Pengungkapan yang
menyeluruh dan dapat dipercaya akan meningkatkan kepercayaan investor, dimana akan
meningkatkan likuiditas, mengurangi biaya transaksi, dan meningkatkan kualitas
pasar keseluruhan.
E.
PEMBAHASAN LAPORAN KEUANGAN SEC AMERIKA
SERIKAT
Secara umum SEC mewajibkan pendaftar asing
untuk melengkapi informasi keuangan yang pada hakikatnya sama dengan yang
dibutuhkan perusahaan domestik. Syarat laporan keuangan SEC bagi perusahaan
asing menghalangi mereka dari pembuatan sekuritas mereka yang ada di AS,
sebaliknya sistem akuntansi dan pengungkapan terkini melindungi investor dan
memastikan kualitas pasar modal AS.
F.
PRAKTIK PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
Aturan pengungkapan sangat berbeda di
seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan
ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban
keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:
1.
Pengungkapan informasi yang melihat masa
depan“Informasi yang melihat ke masa depan”
|
·
Ramalan
pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos
keuangan lainnya
·
Informasi
prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu
pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi
jumlah
·
laporan
rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
·
Kebanyakan
perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai
rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang
mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling
tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman
menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.
|
2.
Pengungkapan segmen
|
·
Permintaan
investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen
industri tergolong signifikan dan semakin meningkat.
Contoh : para analis keuangan di Amerika secara
konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih
detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini
membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik
bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap
keseluruhan perusahaan.
|
3. Laporan arus kas dan arus dana IFRS
|
·
Laporan
arus kas dan arus dana IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat,
Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan
arus kas.
|
4. Pengungkapan tanggung jawab sosial
|
·
Pengungkapan
tanggung jawab sosial Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa
tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah,
kelompok aktivis, dan masyarakat umum. Informasi mengenai kesejahteraan
karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang
permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja,
keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan
kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh
para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja,
biaya, dan produktivitas perusahaan
|
5. Pengungkapan khusus bagi para
pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang
digunakan Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk
mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik
|
·
”Penyajian
ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang non
domestic
·
Penyajian
ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar
akuntansi
·
Satu
set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua
standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip
akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set
prinsip akuntansi yang lain.
|
G.
PENGUNGKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata kelola perusahaan berhubungan
dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan
sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para
pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai
tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi
hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan
transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola
perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.
H.
PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN BISNIS
MELALUI INTERN
World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai
saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan
sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language –
XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini
dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan
keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak
perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat
menikmati manfaatnya.
I.
PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA
PASAR BERKEMBANG
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di
negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel
dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh,
pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen
yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di
tahun 1997. Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang
tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di
negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak
internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa
dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik
yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih
maju. Namun demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan
yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak
regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan
pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan
penegakan aturan.
J.
IMPLIKASI BAGI PARA PENGGUNA LAPORAN
KEUANGAN DAN PARA MANAJER
Para manajer dari banyak perusahaan
terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang
bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di
seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki
pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan
peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan
bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan
pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh
para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan
rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang
memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.
BAB 5 TRANSLASI MATA
UANG ASING
A. KETENTUAN AKUNTANSI
UNTUK BISNIS INTERNASIONAL
Standar akuntnsi bisnis luar negeri serta
transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai pada tahun 1939 telah
dikeluarkannya Accounting Research Buletin (ARB). Kemudian diperbarui dengan
ARB no 43 tahun 1943. diIndonesia , ketentuan akuntansi untuk bisnis
internasional diawali dengan dikeluarkannya PSAK no 10 dan 11 tahun 1994 yang
menjelaskan standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi
mata uang asing dan menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
1. Pernyataan
Standart Akuntansi Keuangan Dalam PSAK no 10 dinyatakan bahwa : Perusahaan
dapat melakukan aktifitas yang menyangkut valuta asing ( Foreign Activities)
dalam dua cara, melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki
kegiatan usaha luar negeri ( Foreign Ooperation ). Dalam PSAK no 10 diberikan
beberapa definisi yang terkait dengan kegiatan bisnis internasional.
|
·
Kegiatan
usaha luar negeri ( foreign operation ) adalah perusahaan anak (subsidiary),
perusahaan assosiasi, usaha patungan ,atau cabang perusahaan pelapor, yang
aktifitasnya dilaksanakan disuatu Negara diluar Negara perusahaan
pelapor.
·
Entitas
asing adalah suatu kegiatan usaha luar negeri, yang aktifitasnya bukan
merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.
·
Pos
moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima
atagu dibayar yang jumlahnya pasti atau deapat kditentukan.
·
Nilai
wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran
aktiva atau penyelaesaian kewajiban antara pihak yang paham dan berkeinginan
untuk melakukan transaksi yang wajar.
|
2. Pendekatan
Penjabaran Laporan Keuangan Beberapa pendekatan penjabaran laporan keuangan
dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestic.
|
·
Harga
jual Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak
ditentukan oleh persauingan ditingkat local atau regulasi pemerintah local,
maka mata uang local dari entita luar negeri tersebut dapat dipakai mata uang
fungsional.
·
Pasar
penjualan Jika pasar penjualan berada seluruhnya dinegara perusahaan induk
maka mata uang Negara perusahaan induk tersebut dapat digunakan sebagai mata
uang fungsional.
·
Pengeluaran
Pengeluaran perusahaan seperti upah pekerja serta biaya material yang
merupakan biaya local dapat membenarkan dijadikannya mata uang local dari
entitas luar negeri sebagai mata uang fungsional.
·
Pendanaan
Ditentukan oleh mata uang local dari entitas luar negeri, serta jika dana
yang dihasilkan dalam operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik
hutang saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Maka mata uang local dari
entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang fungfsional.
·
Perjanjian
serta transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar.
|
B. TUJUAN PENJABARAN
DAN KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL
1. Tujuan penjabaran laporan keuangan
|
·
Menyajikan
informasi secara umum sejalan dengan efek ekonomis yang diharapkan dari
perubahan kurs pada ekuitas dan arus kas perusahaan.
·
Menggambarkan
dalam laporan konsolidasi aktivitas financial serta hubungan dari
masing-masing entitas terkonsolidasi sebagaimana dinilai dalam mata uang
fungsional agar bias sejalan dengan prinsip akntansi yang berlaku umum.
|
2. Konsep mata uang fungsional Mata uang
fungsional adalah mata uang yang digunakan dalam wilayah operasi utama
perusahaan, mata uang dimana perusahaan tersebut menghasilkan serta
membelanjakan uang kas mereka. Syarat suatu mata uang dapat menjadi mata uang
fungsional adalah sebagai berikut:
|
·
Harga
jual Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak
ditentukan oleh persauingan ditingkat local atau regulasi pemerintah local,
maka mata uang local dari entita luar negeri tersebut dapat dipakai mata uang
fungsional.
·
Pasar
penjualan Jika pasar penjualan berada seluruhnya dinegara perusahaan induk
maka mata uang Negara perusahaan induk tersebut dapat digunakan sebagai mata
uang fungsional.
·
Pengeluaran
Pengeluaran perusahaan seperti upah pekerja serta biaya material yang
merupakan biaya local dapat membenarkan dijadikannya mata uang local dari
entitas luar negeri sebagai mata uang fungsional.
·
Pendanaan
Ditentukan oleh mata uang local dari entitas luar negeri, serta jika dana
yang dihasilkan dalam operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik
hutang saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Maka mata uang local dari
entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang fungfsional.
·
Perjanjian
serta transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar.
|
C. DEFINISI DAN
KONSEP PERTUKARAN DALAM MATA UANG ASING
Kurs adalah nisbha/ rasio antara satu unit mata uang dengan jumlah
mata uang lain yang setara degan mata uang tersebut pada suatu waktu. Kurs yang
digunakan dalam akuntansi untuk transaksi luar negeri selain kontrak berjangka
adalah sebagai berikut:
1.
Kurs spot (spot Rate
|
Kurs tunai yang
berlaku pada saat transaksi.
|
2.
Kurs sekarang (current Rate)
|
Kurs dimana satu
unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca
atau pada tanggal transaksi.
|
3.
Kurs Historis
|
Kurs yang berlaku
pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.
|
|
Nilai tukar spot
pada tanggal neraca. Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara kurs
sekarang dan kurs historis merupakan terminasi akuntansi. Kurs sekarang untuk
transaksi mata uang asing adalah kurs spot sebagai akibat penyesuaian
langsung atas jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing pada tanggal
transaksi. Kurs historis adalah kurs spot yang mengacu pada tanggal kejadian
atau trasaksi tertentu. Kurs spot, kurs sekarang maupun kurs historis dapat
merupakan kurs tetap atau mengambang, tergantung pada mata uang tertentu yang
dilibatkan.
|
I.
Kurs
mengambang, tetap dan berganda
Kurs mengambang atau kurs bebas adalah nilai mata uang yang dipengaruhi oleh
daya beli dipasar dunia (permintaan dan penawaran serta factor-faktor lain
dalam pasar uang dunia). Kurs tetap atau kurs resmi adalah nilai mata uang yang
ditetapkan oleh pemerintah dan tidak dipengaruhi perubahan dipasar dunia. Kurs
berganda terjadi jika pemerintah untuk tujuan tertentu menetapkan kurs yang
berbeda untuk transaksi yang berbeda.
- Perhitungan kurs Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat pertukaran
serta unit pengukuran. Pertukaran matta uang asing dapat dilakukan dalam
dua cara:
-
Perhitungan langsung yaitu
menbandingkan mata uang domestic dengan mata uang asing ( dinyatakan dalam
rupiah).
-
Perhitungan tidak
langsung yaitu membandingkan mata uang asing dengan mata uang domestic
(dinyatakan dalam mata uang asing).
-
D. TRANSAKSI MATA
UANG ASING SELAIN KONTRAK BERJANGKA
Transaksi yang terjadi dalam sautu Negara
merupakan transaksi lokal yang dinilai dan dicatat dalam mata uang Negara
tersebut. Transaksi luar negeri adalah trasaksi yang terjadi antar luar
Negara atau antar perusahaan dari Negara yang berbeda. Transaksi mata
uang asing adalah trasaksi dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang
selain dari mata uang fungsional suatu entitas. Jadi, sebuah transaksi luar
negeri tidak otomatis merupakan transaksi mata uang asing.
1.
Ketentuan dalam PSAK
Ketentuan yang tercantum dalam PSAK no 10 hanya diterapkan dalam trasaksi mata
uang asing dan untuk laporan keuangan mata uang luar negeri untuk trasaksi mata
uang asing selain kontrak berjangka, maka:
-
Pada tanggal transaksi
diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran , keuntungan dan
kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dinilai dan dicatat dalam
mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan
kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
-
Pada setiap tanggal
neraca, sdaldo yang tercatat dalam mata uang selain mata uang fungsional dari
entitas yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs
sekarang.
-
pos aktiva dan
kewajiban moneter dalam matya uang asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah
dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam
menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank
Indonesia.
-
Pos non moneter tidak
boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus
dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi.
-
Pos non moneter yang
dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
2. Penjabaran pada Kurs
Spot Syarat utama bagi transaksi mata uang asing adalah membuat transaksi
tersebut adalah bahwa transaksi tersebut dijabarkan dalam mata uang domestik
pada kurs spot yang terjadi pada tanggal tersebut. Unit pengukuran berubah dari
mata uang asing ke mata uang fungsional. PSAK no 10 menyatakan:“keuntungan dan
kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode
dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian transdaksi
berada dalam suatu priode transaksi yang sama maka sluruh selisih kurs diakui
pada priode kurs. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi
berada dalam beberapa priode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk
setiap periode dengan memperhitungkan kurs untuk masing-masing priode”.
Kerugian akibat pertukaran mata uang asing hanya terjadi jika tagihan dalam
mata uang asing dan kerugian terjadi pada saat pencatatan pembayaran bukan pada
pencatatan transaksi pertama.
E. KONTRAK FORWARD
MATA UANG DAN PERJANJIAN LAINNYA
Operasi hedging adalah kontrak penjualan atau
pembelian mata uang asing untuk menghindari resiko memegang hutang dan piutang
dalam mata uang asing. Untuk menghindari resiko fluktuasi nilai mata uang
asing, ada satu cara yang sering digunakan adalah kontrak berjangka. Dalam FASB
no 52 disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian untuk melakukan
pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu tertentu dimasa yang akan
datang dan pada kurs tertentu yang disepakati (forwad rate). PSAK no 10
menyatakan bahwa transaksi valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua
valut asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka.
Empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan adalah sebagai
berikut:
1.
Spekulasi
|
Bertujuan untuk berspekulasi dalam perubahan kurs, Keuntungan
dan kerugian pertukaran diakui langsung setiap terjadi perubahan kurs forward
( kurs tertentu yang disepakati padca masa yang akan datang oleh perusahaan
yang melakukan hedging dengan pialang ), Efek pendapatan sama dengan kerugian
dan keuntungan pertukarfan yang diakui
|
2.
Hedging atas posisi aktiva atau kewajiban
bersih
|
Bertujuan untuk mengimbangi eksposur posisi aktiva atau
kewajiban berfsih yang ada. Keuntungabn dan kerugian pertukaran diakui
langsung namun diimbangi oleh keuntungan serta kerugian yang bersesuaian pada
posisi aktiva dcan kewajiban bersih. Premium dan diskon atas kontrak
berjangka diamortisasi sebagai pendapatan sepanjang masa kontrak berjangka.
Efek pendapatan sama dengan amortisasi dari premium atau diskon ( saling
ofset keuntungan dan kerugian )
|
3.
Hedging atas komitmen yang dapat
didentufikasi
|
Hedging dicapat diidentifikasi jika dianggap efektif dan mata
uang tersebut tetap/tidak berubah. Bertujuan untuk mengimbangi exposure
pembelian atau penjujalan yang akan direalisasikan pada masa yang akan
datang,dacn mengunci harga dari kontrak yang ada dalam mata uang domestic.
Keuntungan dan kerugian pertukaran ditangguhkan sampai komitmen
direalisasikan menjadi transaksi selanjutnya keuntungan dcan kerugian yang
ditangguhkan tadi diperlakukan sebagai penyesuaian terhadcap harga transaksi.
Pilihan premium dan diskon dapat langsung diamortisasi sebagai
pendapatan atau ditangguhkan dan diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap
hargab transaksi.
|
4.
Hedging atas investasi bersih dalam entitas
luar negeri
|
Bertujuan untuk mengimbangi exposure investasi bersih
yang ada dalam sebuah entitas luar negeri Keuntungan dan kerugian
pertukarfan diakui sebagai penyesujaian ekuitas dcan akan mengimbangi
pennyesuaian ekuitas yang dicatat dalam investasi bersih
|
F. PERBEDAAN TRANSLASI
DAN KONVERSI ANTAR MATA UANG ASING
Translasi mata uang asing adalah Proses
penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang
ke mata uang lain secara fisik. Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah
perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak
ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang
terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi
dan ada transaksi terkait yang terjadi.
G. ISTILAH DALAM
TRANSLASI MATA UANG ASING
1.
Konversi
|
Pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
|
2.
Kurs kini
|
Nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang
relevan.
|
3.
Posisi aktiva bersih yang beresiko
|
kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam
mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari
kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
|
4.
Kontrak pertukaran forward
|
Suatu perjanjian
untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan
kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
|
5.
Mata uang fungsional
|
Mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang
Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
|
6.
Kurs histories
|
Kurs nilai mata uang
asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang
asing dibeli atau terjadi.
|
7.
Mata uang pelaporan
|
Mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan
keuangan.
|
8.
Kurs spot
|
Nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu
segera.
|
9. Penyesuaian
translasi
|
Penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan
dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya
|
·
Daftar istilah translasi mata uang asing yang
diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.
1. Atribut
|
Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk
keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang
merupakan atribut suatu aktiva.
|
2. Konversi
|
Pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
|
3. Kurs Kini
|
Nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang
relevan.
|
4.
Diskonto
|
Ketika tingkat
pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku
sekarang.
|
5.
Posisi aktiva bersih yang beresiko
|
Kelebihan aktiva
yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan
dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi
dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
|
6.
Mata uang asing
|
Suatu mata uang
selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang
pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
|
7.
Laporan keuangan dalam mata uang asing
|
Laporan keuangan
yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
|
8.
Transaksi mata uang asing
|
Transaksi (yaitu
penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang
usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang
fungsional perusahaan.
|
9. Translasi
mata uang asing
|
Proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau
diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan
kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
|
10.
Operasi luar negri
|
Suatu operasi yang
menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan
atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan
perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang
pelaporan perusahaan pelapor.
|
11.
Kontak pertukaran forward
|
Suatu perjanjian
untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan
kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
|
12.
Mata uang fungsional
|
Mata uang utama
yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan
dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
|
13. Kurs
histories
|
Kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat
suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
|
14. Mata
uang local
|
Mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang
pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
|
15. Pos-pos
moneter
|
Kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit
mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan.
|
16.
Mata uang pelaporan
|
Mata uang yang digunakan
perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
|
17.
Tanggal penyelesaian
|
Tanggal saat suatu
utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
|
18. Kurs
spot
|
Nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu
segera.
|
19.
Tanggal transaksi
|
Tanggal saat suatu
transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
|
20. Penyesuaian
translasi
|
Penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan
dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang
pelaporannya.
|
21.
Unit pengukuran
|
Mata uang yang
digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
|
H. PERBEDAAN KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG
ASING
Jika sudut pandang mata uang local yang digunakan
( sudut pandang perusahaan local), masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan
tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba
akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para
pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus
diperlakukan dari sudut pandang mata uang local sebagai penyesuaian terhadap
ekuitas pemilik. Jika mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit
pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan ( sudut pandang induk
perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian
translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak
perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya. Keuntungan
dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi
asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
I. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
1.
Penagguhan Perubahan
nilai ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri
tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local
yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan
secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2.
Pengangguhan dan
Amortisasi Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan
amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama
yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur
aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama
dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa
pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
3.
Penangguhan parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera
mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah
direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap
mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4.
Tidak ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera
mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun
berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat
menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan
kurs nilai tukar. Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan
atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestic dan harus
diakui.
J. PENGARUH METODE TRANSLASI MATA UANG ASING TERHADAP
LAPORAN KEUANGAN
Walaupun sebagian besar isu teknis dalam
akuntansi cenderung terpecahkan dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya
waktu, translasi valuta asing terrnyata merupakan suatu pengecualian. Bahwa
tren ini akan terus berlanjut didukung oleh perkembangan-perkembangan seperti
runtuhnya dominasi mata uang dolar, pergerakan nilai mata uang yang disetujui
oleh pemerintah, dan globalisasi pasar-pasar modal dunia, yang telah
meningkatkan pentingnya pelaporan dan pengungkapan keuangan.
Perkembangan-perkembangan seperti ini telah berperan besar meningkatkan
ketertarikan eksekutif-¬eksekutif keuangan, akuntan, dan komunitas keuangan
pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari translasi valuta
asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan dari teki-teki akuntansi
intemasional ini.
K. EVALUASI DAN PEMILIHAN METODE TRANSLASI MATA UANG
ASING
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter
seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos
moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya.
Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya
histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini
dikarenakan biaya histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan
kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya histories dalam mata uang
domestik. Keempat metode yang dibahas pada satu waktu pernah digunakan di
Amerika Serikat dan dapat ditemukan hingga hari ini di berbagai Negara. Secara
umum, metode ini menimbulkan hasil translasi mata uang asing yang cukup
berbeda. Ketiga metode yang pertama (metode kurs kini, metode kini-non-kini,
dan metode moneter-non-moneter) digunakan dalam mengidentifikasikan aktiva dan
kewajiban manakah yang beresiko atau dapat dilindungi dari resiko mata uang
asing. Kemudian, metode translasi diterapkan secara konsisten dengan
memperhatikan perbedaan tersebut.
L. HUBUNGAN TRANSLASI MATA UANG ASING DENGAN INFLASI
Penggunaan kurs kini untuk
mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan
berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang
domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat
yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan
beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan
mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada
pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba
akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio
pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar
negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan. FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan
mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah
akuntansi untuk inflasi asing.
BAB 6 PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
1. DEFINISI PERUBAHAN HARGA Dalam perubahan harga dikenal 2
istilah, yaitu :
- Pergerakan harga umum Suatu perubahan
harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa
dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara
keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga
disebut deflasi (deflation).
- Pergerakan
harga spesifik Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam
harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam
permintaan dan penawaran. Laju inflasi lokal mempengaruhi kurs valuta
asing yang digunakan untuk mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang
asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestic. Selama periode
inflasi, nilai aktifa yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang
mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang
dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan
laba yang dinilai lebih tinggi. Laba yang dinilai lebih tinggi pada
gilirannya akan menyebabkan :
a.
Kenaikan dalam
proporsi pajak.
b.
Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang
saham.
c.
Permintaan gaji dan
upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
d.
Tindakan yang
merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang
sangat besar). Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap
perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca
laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi
perusahaan yang dilaporkan. Mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna
dilakukan karena beberapa alasan :
1.
Pengaruh perubahan
harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu
perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai
faktor-faktor ini.
2.
Mengelola masalah yang
ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas
permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang
dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan
harga.
3.
Laporan dari para
manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah
dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas
masalah-masalah tersebut.
2. JENIS-JENIS PENYESUAIAN INLASI
- Model historical cost - constant purchasing power –
daya beli tetap - biaya historis jumlah mata uang yang disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga (daya beli) umum.
- Model currett-cost – biaya-kini aset dinilai dari biaya
kininya daripada biaya historisnya. laba didefinisikan sebagai kekayaan
bersih setelah pajak dari perusahaan.
- Biaya Kini disesuaikan dengan tingkat harga umum
merupakan gabungan dari Model historical cost-constant purchasing power
dan Model currett-cost. menggunakan indeks harga umum maupun khusus
3. SUDUT PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI
INFLASI
A. Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul
”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang
bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar,untuk
selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
historis dan daya beli konstan biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89)
untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang
berubah. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut
untuk 5 tahun terakhir
1.
Penjualan bersih
dan pendapatan operasi lainnya.
2.
Laba dari operasi yang
berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3.
Keuntungan atau
kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
4.
Kenaikan atau penurunan
dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dpulhkan (yaitu jumlah kas bersih yang
diperkirakan akan dapat dipulhkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih
rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan
tingkat harga umum).
5.
Setiap agregat
penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari
proses konsolidasi.
6.
Aktiva bersih pada
akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7.
Laba per saham (dari
operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
8.
Dividen per saham
biasa.
9.
Harga pasar akhir
tahun per lembar saham biasa.
10.
Tingkat Indeks HArga
Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari
operasi berjalan. Untuk meningkatkan daya banding data tersebut, informasi
dapat disajikan :
- Ekuivalen daya
beli rata-rata (atau akhir tahun).
- Dollar periode
dasar (1967) yang digunakan dalam menghitung CPI.
B. Inggris
Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard
Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement
of Standard Accounting Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa
percobaan 3 tahun pada bulan Maret 1980. Inggris mewajibkan baik laporan laba
rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris
memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
- Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
- Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
- Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya
akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai. SSAP
mengharuskan dua angka yang mencerminkan pengaruh perubahan harga
spesifik, yaitu :
·
Penyesuaian modal
kerja moneter mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah
modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.
·
Mekanisme penyesuaian
memungkinkan pengaruh perubahan harga spesfik terhadap aktiva nonmoneter
perusahaan.
C. Brazil
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum
perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang
saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk
mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap,
gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun
amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait).
Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan,
cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat
penyesuaian tingkat harga terhadap modal. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva
permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang
diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian
koreksi moneter. Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang
lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik.
Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh
transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang
fungsional.
4. BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi
keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang local menjadi tidak berarti lagi
dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang membahas
Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya
merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan keuangan utama. Secara
khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata
uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkann pada kerangka penilaian
biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli
konstan pada tanggal neraca.
5. ISU-ISU MENGENAI INFLASI Terdapat empat isu
akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1.
Apakah dolar
konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
2.
Perlakuan akuntansi
terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
3.
Akuntansi inflasi luar
negeri.
4.
Menghindari fenomena
kejatuhan ganda.